TAEKWONDO SEBAGAI PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA
Filisofis Taekwondo dan character building
Secara filosofis tergambar bahwa
taekwondo turut andil dalam membentuk karakter generasi muda sehingga
mereka mempunyai mental yang sangat kuat, punya nasionalisme yang tinggi
dan berbudi pekerti luhur. Penanaman pendidikan karakter harus
ditanamkan dalam setiap sesi latihan supaya menciptakan para taekwondoin
yang bekarakter.
Kata “do” dari rangkaian kata Taekwondo mempunyai makna seni (art) yaitu seni bertingkah laku. Kata ‘do’
dalam filosofis beladiri Taekwondo mengandung makna budi pekerti yang
harus melekat pada diri seseorang. Dalam peroses latihan seorang pelatih
selain mengajarkan tehnik beladiri (self depent) juga sikap mental dan menanamkan budi pekerti yang luhur.
Unsur pendidikan karakter sudah melekat pada setiap unsur gerakan beladiri taekwondo seperti gerakan Kyeong-rye. Kyeong-rye
adalah sebuah proses penghormatan yang diberikan kepada siapa saja baik
kepada pelatih, senior, sesama taekwondoin atau kepada lawan sebelum
seorang atlit melakukan pertandingan. Dalam setiap sesion latihan atau pertandingan Kyeong-rye
akan selalu dilakukan sebagai bentuk penghormatan yang menggambarkan
bahwa manusia tidak boleh sombong dan angkuh. Dengan cara menundukan
kepala dan sedikit membungkukan badan menandakan kita harus manaruh rasa
hormat kepada siapapun bahkan kepada musuh pun kita harus hormat, ini
tercermin ketika seorang taekwondoin akan melakukan fight diatas arena walaupun lawannya itu akan menjatuhkannya tapi tetap kita menghormatinya.
Penghormatan ini ternyata tidak hanya berlaku di arena latihan dan arena pertandingan, tapi kebiasaan Kyeong-rye
ini melekat pada setiap anggota taekwondoin dimanapun dia berada,
ketika dia bertemu dengan siapapun pasti secara reflek akan menundukan
dan merundukan badan tidak melihat apakah dia anggota taekwondo atau
bukan. Terlebih ketika dia bertemu dengan seorang pelatih.
Sikap hormat ini selalu melekat kepada
anak dimanapun dia berada, ini sebagai cerminan apa yang ditanamkan oleh
taekwondo mampu menjadi kebiasaan (habit) yang baik. Sikap
hormat ini juga akan tercermin dalam berbagai aspek kehidupan manusia.
Sikap hormat berarti kita tunduk, taat, dan patuh pada setiap aturan
yang mengatur kehidupan manusia. Kita harus taat dan patuh pada aturan
yang berlaku baik itu hukum negara maupun hukum sosial.
Model pembelajaran ketaatan, ketundukan
dan kepatuhan terimplementasi dalam arena pertandingan bahwa seorang
atlit taekwondo harus taat dan patuh pada peraturan pertandingan (competition rules)
dan menghormati setiap keputusan yang telah dikeluarkan wasit. Kita
mengakui kekalahan dari lawan secara sportif dan penuh penghormatan.
Kalau sikap ini tercermin dalam kehidupan sehari-hari maka akan tertata
tatanan kehidupan yang indah.
Sikap hormat bukan hanya bermakna pada
ketaatan, ketundukan, dan kepatuhan terhadap aturan yang berlaku, tapi
rasa hormat harus senantiasa terpancar dalam kehidupan sosial
masyarakat. Negara kita adalah negara yang beranekaragam baik dari ras,
suku, budaya, agama dan lain-lain, dengan taekwondo yang didasari saling
menghormati maka orang akan menjadi bagian dari taekwondo tanpa
melihat perbedaan yang ada.
Dalam taekwondo kita bisa berinteraksi
dengan berbagai latar belakang baik itu suku, ras, budaya, agama dan
lain-lain. Ini terbukti dengan tersebarnya taekwondo di seluruh pelosok
tanah air. Rasa hormat harus selalu melekat pada diri taekwondoin yaitu
dengan menghormati setiap perbedaan pendapat yang ada. Setiap orang
punya pemikiran yang berbeda maka kita harus menghormatinya. Ketika ada
perbedaan pendapat maka kita tidak boleh memaksakan kehendak dan kita
harus menghormatinya sebagai bentuk demokrasi.
Sikap Kyeong-rye tercermin dalam
kehidupan kita sehari-hari. Sikap hormat bukan hanya slogan semata tapi
harus terwujud dalam setiap aspek kehidupan. Dengan menanamkan rasa
hormat berarti kita melaksanakan janji taekwondo nomor: 3 yaitu
menghormati pengurus, pelatih, senior dan sesama taekwondoin dalam
mengembangkan taekwondo Indonesia.
Penanaman pendidikan karakter
Para tokoh dan bapak pendiri bangsa (the founding father)
mengatakan bahwa tantangan besar yang dihadapi bangsa kita adalah
pertama: menjadikan negara yang bersatu dan berdaulat, kedua: membangun
bangsa, dan ketiga: membangun karakter. Presiden Soekarno juga
mengatakan bahwa “bangsa ini harus dibangun dengan mendahulukan
pembangunan karakter (Charakter building) yang akan menciptakan bangsa yang besar, maju, dan jaya serta bermartabat”
Pendidikan karakter merupakan sesuatu
yang mutlak dilaksanakan dalam unsur pendidikan. Taekwondo sebagai
tempat pusat pendidikan dan latihan mempunyai tanggungjawab untuk
menamkan nilai (value). Secara filosofis taekwondo mengandung
nilai luhur yang senantiasa ditanamkan pada diri setiap anak anggota
taekwondo. Takwondo bukan hanya mengajarkan anak untuk dapat mempelajari
teknik taekwondo tapi mengajarkan unsur nilai dan budi pekerti yang
luhur.
Diharapkan setiap anak yang mengikuti
taekwondo mempunyai karakter seperti: religius, jujur, toleransi,
disiplin, taat, patuh, rendah hati, kerjakeras, kreatif, mandiri,
demokrasi, menghargai prestasi, bersahabat, cinta damai, simpati,
empati, tanggungjawab, toleransi, seimbang, hormat, inovatif, kritis,
sportif dan lain-lain yang senantiasa tercermin dalam kehidupan
sehari-hari.
Penanaman budi pekerti dalam pendidikan
beladiri taekwondo ini berintegrasi dengan misi pendidikan nasional yang
menggalakan pendidikan karakter dalam rangka mendongkrak kondisi moral
bangsa Indonesia yang kian hari kian terpuruk. Untuk menghindari
pengaruh lingkungan negatif terhadap anak, para orangtua harus
memberikan serangkaian kegiatan positif kepada anak, salah satunya
dengan mengikutkan anaknya pada klub olahraga seperti taekwondo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar